PENYEARAH
SETENGAH GELOMBANG
Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum
elektronika dengan judul “Penyearah Setengah Gelombang”.Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Jurusan Pendidikan Fisika. Praktikum
ini bertujuan untuk memahami fungsi dioda penyearah dan mengetahui prinsip
kerja suatu rangkaian penyearah setengah gelombang serta memahami perbedaan
besaran antara Vrpp, Vpp, Vp, Vrms dan Vdc. Variabel manipulasi yaitu nilai
kapasitansi kapasitor, variabel kontrol yaitu Vrpp dan Vdc dan variabel tetap
yaitu nilai resistansi resistor 220 Ω dan Vpp. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pada penyearah setengah gelombang dengan menggunakan tansformator engkel
yang dihubungkan dengan rangkaian, ketika diberi panjar maju maka arus akan
melewati dioda sedangkan ketika diberi panjar mundur maka tidak ada arus yang
lewat pada dioda akibatnya tidak membentuk gelombang pada osiloskop. Sedangkan untuk
mengetahui nilai Vdc pada osiloskop maka diukur dengan menghubungkan probe pada
resistor setelah melewati dioda penyearah sehingga dihasilkan Vdc sebesar 3,94 volt. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil praktikum ini adalah untuk mengetahui tegangan efektif
pada penyearah setengah gelombang diukur pada transformator dengan meggunakan
voltmeter AC sedangkan untuk mengukur tegangan riak puncakkepuncak yaitu
kapasitor di paralelkan dengan resistor setelah arus melewati dioda penyearah,
semakin besar nilai kapasitansi kapasitor maka tegangan riak akan semakin kecil
begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai kapasitansi kapasitor maka tegangan
riak yang terjadi akan besar.
Kata kunci :
penyearah setengah gelombang, Vp
TUJUAN
- Memahami fungsi dioda sebagai penyearah setengah gelombang.
- Memahami prinsip kerja dari suatu rangkaian penyearah setengah gelombang.
- Memahami perbedaan besaran antara Vrpp, Vpp, Vp, Vrms, dan Vdc pada penyearah setengah gelombang.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori
Singkat
Sejumlah besar
rangkaian elektronika membutuhkan tegangan DC (direct current) untukd apat
bekerja dengan baik.Karena tegangan jala-jala adalah tegangan AC (alternating
current), maka yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam setiap peralatan
elektronika adalah mengubah tegangan AC ke tegangan DC.Rangkaian yang
melaksanakan konversi ini disebut sebagai catu daya (power supply).Alat pokok
dari suatu catu daya adalah dioda penyearah yang hanya mengalirkan arus dalam
satu arah saja (Herman, 2014:1).
Efek
menyearahkan arus dapat dijalankan secaara otomatis dengan menggantikan sakelar
dengan dioda (Wal and Knol, 1979:66). Dioda terbuat dari 2 jenis bahan semikonduktor, bahan P dan bahan
N. Bahan P dinamakan anoda dan bahan N dinamakan katoda.
APN junction
terbentuk dengan menggabungkan
bahan tipe P
dan bahan
tipe N
(Khandpur,1999:129). Dioda
semikonduktor diperkenalkan pada
bagian
terakhir memiliki karakteristik
I-V yang tidak biasa,
dioda mudah
melakukan panjar majutetapi sulit untuk melakukan
panjar
mundur (dengan asumsi panjar
reverse kurang dari
tegangan
rusaknya). Seperti kita
akan melihat, perilaku ini tidak biasa
memungkinkan
kita untuk menggunakan
dioda untuk banyak tujuan, tetapi
itu juga
mempersulit analisis rangkaian
dioda
(Eggleston, 2011:80).
Untuk memperoleh
tegangan DC dari saluran teganagan AC, dapat digunakan penyearah setengah
gelombang.Sebagaimana diketahui dari teori rangkaian, antara nilai tegangan rms dan nilai tegangan puncak (peak
vaule) terdapat hubungan:
Vrms = 0,707 Vp …(1)
Kebalikan
persamaan (1) adalah:
Vp =
...(2)
(Herman,
2014:1).
Dengan
adanya kapasitor, tegangan keluaran tak segera turun walaupun tegangan masukan
sudah turun. Hal ini disebabkan karna kapasitor memerlukan waktu (T=RC) untuk menosongkan muatannya.
Sebelum muatan pada kapasitor turun banyak, tegangan pada kapasitor keburu naik
lagi.Tegangan berubah yang terjadi disebut tegangan riak, dengan nilai puncak
ke puncak dinyatakan sebagai Vrpp, kualitas rangkaian tapis dinyatakan oleh
nisbah riak puncak ke puncak (peak to peak ripple ratio-pprr).
Jadi pprr =
…(3)
Marilah kita coba menurunkan secara kasar
hubungan antara Vrpp dan Vp, dan frekuensi tegangan arus bolak-balik f. secara kaar lengkung pengosongan
muatan pada kapasitor dapat kita gantikan dengan singgung pada t=0. Garis singgung ini mempunyai
kemiringan
Sehingga ∆t = RLC,
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa:
Vrpp =
…(4)
(Sutrisno, 1986:96).
Alat dan
Komponen
- Alat
- Voltmeter AC 200 volt 1 buah
- Voltmeter DC 20 volt 1 buah
- Kabel penghubung 10 buah
- Osiloskop Sinar Katoda (CRO) 1 buah
- Komponen
- Dioda Penyearah IN 5404 1 buah
- Resistor batu 220 Ω 1 buah
- Kapasitor 220 µF 1 buah
- Kapasitor 330 µF 1 buah
- Kapasitor 470 µF 1 buah
- Transformator Engkel 12 volt AC 500 mA 1 buah
Identifikasi
Variabel
Variabel
manipulasi : nilai kapasitansi kapasitor
Variabel
konstan : nilai
resistansi resistor, Vpp
Variabel ukur : Vrpp dan Vdc
Definisi Operasional Variabel
- Variable manipulasi: Nilai kapasitansi kapasitor yaitu nilai yang diberikan untuk mengetahui tegangan riak yang terjadi, yaitu kapasitor diparalelkan dengan resistor. Nilai kapasitas kapasitor pada percobaan ini yaitu 220 μF, 330 μF dan 470 μF.
- Variabel konstan:
- Nilai resistansi resistor (R) yaitu nilai yang diberikan pada penyearah setengah gelombang yaitu pada 220 Ω.
- Vpp yaitu tegangan yang tampil pada layar osiloskop yang diukur dalam transformator.
- Variabel ukur:
- Tegangan riak puncak ke puncak (Vrpp) yaitu tegangan yang terjadi pada penyearah setengah gelombang yang diukur pada kapasitor setelah dipasang paralel dengan resistor 220 Ω.
- Vdc yaitu tegangan yang timbul setelah melewati dioda penyearah yang diukur dengan menggunakan voltmeter DC dengan batas ukur 20 volt.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah:
- Merangkai kit percobaan seperti pada gambar dibawah :
Sumber: (© Herman,
2014: 1)
(gambar
1: Rangkaian penyearah setengah gelombang)
- Setelah yakin bahwa rangkaian yang disusun telah benar, menghubungkan input salah satu Channel osiloskop dengan terminal input (Vin) dari rangkaian untuk mendapatkan tampilan gelombang puncak ke puncak (Vpp). Mencatat hasil pengamatan sebagai nilai tegangan Vpp, dan menggambar bentuk gelombang yang ditampilkan dilayar osiloskop.
- Mengukur tegengan efektif sebagai nilai Vrms pada transformator dengan menggunakan voltmeter AC 200 volt.
- Selanjutnya mengukur tegangan DC (Vdc) pada resistor setelah arus melalui dioda dengan menggunakan voltmeter DC 20 volt.
- Mengukur tegangan riak pada kapasitor 220 µF setelah diparalelkan dengan resistor dengan menghubungkan probe osiloskop ke output rangkaian sehingga pada layar osiloskop akan menampilkan tegangan riak.
- Mengulangi percobaan 5 dengan mengganti-ganti nilai kapasitas kapasitor 330 µF dan 470 µF.
- Mencatat hasil pengamatan yang diperoleh.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan : Penyearah Setengah Gelombang
- Bentuk Gelombang InputBatas ukur vertical : 5 volt/DivNST vertical : 1 volt/SkalaBatas ukur Horizontal : 5 volt/DivNST Horizontal : 1 volt/SkalaPeriode : 20 msFrekuensi : 50 HzVp : 12 voltVrms : 12,1 volt
- Bentuk gelombang outputBatas ukur vertical : 5 volt/DivNST vertical : 1 volt/SkalaBatas ukur Horizontal : 5 volt/DivNST Horizontal : 1 volt/SkalaPeriode : 20 msFrekuensi : 50 HzVp : 12 voltVdc : 10,04 volt
- Bentuk gelombang output dengan Kapasitor 220 µFBatas ukur vertical : 5 volt/DivNST vertical : 1 volt/SkalaVrpp : 11 volt
- Bentuk gelombang output dengan Kapasitor 330 µFBatas ukur vertical : 5 volt/DivNST vertical : 1 volt/SkalaVrpp : 5 volt
- Bentuk gelombang output dengan Kapasitor 470 µFBatas ukur vertical : 5 volt/DivNST vertical : 1 volt/SkalaVrpp : 3 volt
ANALISIS DATA
Perhitungan frekuensi tegangan
bolak-balik
Batas ukur vertikal = 5 Volt/div
Batas ukur Horisontal = 5 ms/div
Periode (T) = 20. 10-3 s
=
20 ms
Frekuensi (f) = 50
Hz
- Menghitung Tegangan Input dan tegangan OutputR1 = 220 OhmC1 = 2,2 x 10-4 FC2 = 3,3 x 10-4 FC3 = 4,7 x 10-4 F
- Untuk Tegangan Input
- Pengukuran dengan CRO (Vin)Batas ukur vertikal = Volt/divNst vertikal =Batas ukur horisontal = ms/divNst Horisontal =Periode = Penunjukan skala x Nst Skala HorisontalVin (Vpp) = Penunjukan skala x Nst Skala Vertikal
- Untuk Tegangan output ( Vdc ) pada resistor
- Pengukuran dengan CRO
Batas ukur vertikal = Volt/div
Nst vertikal =
Vout (Vp) =
Penunjukan skala x Nst Skala Vertikal
Vrms =
Vdc =
0,318
VP
………….. (A)
- Pengukuran dengan VoltmeterVdc = Volt …………… (B)
- % Kesalahan relatif (KR) tegangan efektif (Vrms)% KR Vdc =
- Pelaporan Fisika (PF)
PF
= [ Vdc+
½ Nst Vertikal] Volt
- Pengukuran tegangan Riak (Vrpp)
- Pengukuran dengan CRO
- Untuk Kapasitor 1 (C1) = FNst vertikal CRO = msVrpp1 = Penununjukan skala x Nst vertikal CRO
- Hasil Pengukuran tegangan riak dengan Perhitungan (Vrpp) dengan Perhitungan
- UntukKapasitor 1 (C1)= FVrpp1 =
- % Kesalahan relatif (KR) tegangan riak (Vrpp)% KR Vrpp1 =
- Pelaporan Fisika (PF)PF = [ Vrpp1 + ½ NstVertikal] Volt
TABEL
HASIL PENGAMATAN HALF WAVE RECTIFIER
- Menghitung Tegangan Input dantegangan OutputTabel 1 : Hasil Perhitungan Tegangan Input Dan Tegangan OutputNST Vertikal = 1 Volt/skalaNST Horizontal = 1 ms/skalaPerode (T) = 20 msFrekuensi (f) = 50 Hz
NO
|
VINPUT (Volt)
|
VOUTPUT (Volt)
|
% KR
Vdc(%)
|
||||
VTrafo
|
Vpp
|
Vp
|
Vrms
|
Vdc[A]
|
Vdc[B]
|
||
1
|
12,0
|
24,0
|
12,0
|
12,1
|
10,04
|
3,81
|
56,0
|
Keterangan:
[A] = hasil
Pengukuran
[B] = Hasil
Perhitungan
- Pengukuran tegangan Riak (Vrpp)Tabel 2 : Pengukuran tegangan Riak (Vrpp)NST Vertikal = 1 Volt/skalaNST Horizontal = 1 ms/skalaPerode (T) = 20 msFrekuensi (f) = 50 HzResistansi = 220 Ω
NO
|
Vtrafo
(Volt)
|
Kapasitor
(F)
|
Vrpp pengukuran
(Volt)
|
Vrrp Perhitungan
(Volt)
|
% KR
Vrpp (%)
|
|
1
|
12,0
|
2,2 x 10-4
|
11,0
|
4,9
|
55,0
|
|
2
|
12,0
|
3,3 x 10-4
|
5,0
|
3,3
|
34,0
|
|
3
|
12,0
|
4,7 x 10-4
|
3,0
|
2,3
|
23,0
|
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang
telah dilakukan kita menggunakan sebuah dioda penyearah, Transformator engkel, resistor 220
, kapasitor 220
, 330
dan 470
serta osiloskop sinar
katoda (CRO). Digunakan trafo engkel karena hanya memiliki satu masukan dan
satu keluaran dan pada rangkaian hanya digunakan satu buah dioda sehingga arus
hanya mengalir pada panjar maju saja sedangkan untuk panjar mundur pada dioda
akan dicut sehingga tampilan gelombang hanya setengah. Pada percobaan
ini untuk pengukuran nilai Vdc diukur setelah rangkaian dipasangi dioda
sedangkan untuk pengukuran Vac diukur sebelum dioda terpasang pada rangkaian.
Adapun Vdc maupun Vrpp hitung, diperoleh persen perbedaan yang relatif
kecil. Berdasarkan data yang diperoleh
dapat kami simpulkan bahwa percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori
dimana besarnya
tegangan riak (Vrpp) dipengaruhi oleh kapasitas kapasitor yaitu semakin besar nilai kapasitas kapasitor
yang digunakan maka semakin kecil nilai tegangan riak (Vrpp) yang diperoleh.
Begitupun sebaliknya, apabila nilai kapasitas kapasitor besar maka nilai
tegangan riak (Vrpp) yang dihasilkan akan besar.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Fungsi
dioda sebagai penyearah setengah gelombang yaitu untuk mengubah arus bolak
balik menjadi arus searah dimana pada percobaan ini dioda hanya dapat
melewatkan arus dalam satu sinyal atau satu arah saja dalam bentuk setengah
gelombang. Prinsip kerja pada penyearah setengah gelombang yaitu pada saat
transformator mengalirkan polaritas positif pada anoda maka dioda dalam keadaan
panjar maju yang artinya arus akan diloloskan, kemudian pada saat transformator
mengalirkan polaritas negatif pada anoda maka dioda dalam keadaan panjar mundur
yang artinya arus tidak mengalir. Kemudian arus masuk pada resistor sehingga
terbentuk gelombang pada osiloskop yaitu setengah gelombang.
Untukmengetahui nilai tegangan efektif atau Vrms
pada penyearah setengah gelombang diukur pada transformator dengan meggunakan
voltmeter AC sedangkan untuk mengukur tegangan riak puncak kepuncak (Vrpp) yaitu diukur pada kapasitor yang di
paralelkan dengan resistor setelah arus melewati dioda penyearah. semakin besar
nilai kapasitansi kapasitormaka tegangan riak akan semakin kecil begitupun
sebaliknya, semakin kecil nilai kapasitansi kapasitor maka tegangan riak yang
terjadi akan besar. Tegangan puncak ke puncak (Vpp) diukur pada transformator sedangkan Vdc diukur pada resistor setelah melewati dioda penyearah.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang kami peroleh dari percobaan ini ketika kami menggunakan
kapasitor 220 µF nilai tegangan riaknya sebesar 11 V, pada saat kapasitor 330 µF nilai tegangan riaknya 5 V, serta untuk kapasitor 470 µF nilai tegangan riaknya 3 V, maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar nilai kapasitansi kapasitornya maka semakin kecil tegangan riaknya.
DAFTAR RUJUKAN
Eggleston, Dennis l.
2011. Basic Electronics for Scients and
Engineers. New York: Cambridge University Press.
Herman. 2014. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II.
Makassar: UIN Press.
Khandpur. 1999.
Basic Electronic Component and Hardware I. New Delhi: CFS Documentation cellDivision of Centre for Electronics Design
and Technology of India
Sutrisno. 1986. Elektronoka I Teori dan penerapannya.
Bandung: ITB Press.
Wal, Van Der and E H
Knol. 1979. Elektrotechniek in Kort
Bestek. The Netherland: B.V.Uitgeverij Nijgh and Van Ditmar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar