Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum Elektronika Lanjutan dengan
judul “Pengikut
Zener”. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Elektronika
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada hari Sabtu, 17 Mei 2014. Praktikum ini bertujuan untuk
memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan, memahami prinsip kerja
dari pengikut Emiter dan regulator zener, serta
memahami
prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emitter dan regulator zener sebagai regulator tegangan.Pada percobaan ini kami menggunakan tegangan input yang
diubah-ubah dari 6,06 sampai 11,54 volt dimana nilai hambatan sumber yang digunakan yakni 470 kΩ dari pada nilai hambatan beban dimana nilai hambatan
beban yang digunakan berbeda-beda yaitu sebesar 100 kΩ, 20 Ω, dan 220 Ω. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa ketika hambatan sumber sama
besar dengan hambatan beban maka nilai tegangan outputnya tidak jauh
berbeda dengan nilai tegangan inputnya, dan
ketika hambatan sumber lebih kecil
dari pada hambatan beban maka tegangan
output yang diperoleh maka tegangan output atau keluarannya tidak mendekati
nilai tegangan inputnya. Dan ketika
nilai hambatan beban lebih besar dari pada nilai hambatan sumber maka tegangan output atau keluarannya hampir
mendekati nilai tegangan
inputnya.
Kata kunci: Dioda
zener, regulator tegangan, pengikut emiter
TUJUAN
- Memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan.
- Memahami prinsip kerja dari pengikut emiter danregulator zener.
- Memahami prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emiter dan regulator zener sebagai regulator tegangan.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Dioda zener adalah
diode silikon yang curam pada tegangan yang relatif rendah (biasanya kurang
dari 6 volt). Efek yang sama terjadi pada dioda yang sejenisnya, dioda
avalanche, yang juga memiliki tegangan balik yang sangat curam tetapi dengan
tegangan yang lebih tinggi dibanding dioda zener, yaitu di atas 6 volt. Namun
dalam praktiknya, kedua jenis dioda ini disebut dioda zener saja. Ketika dioda
zener mengalami tegangan mundur, maka tegangan yang timbul pada diode tersebut
akan tetap konstan tanpa dipengaruhi oleh aliran arus asalkan rating tegangan
maksimumnya tidak dilampaui (Muh. Saleh, 2008:16)
Sumber: Penuntun
Praktikum Elektronika Dasar II, 2014: 16
Gambar 5.1 :Rangkaian
pengikut zener
Pengikut emitter dapat memperbaiki
kemampuan dari suatu regulator zener. Tegangan zener merupakan tegangan masuk
DC pada basis transistor. Jadi tegangan keluar transistor adalah
Vout = Vz -Vbe (1)
Tegangan
yang keluar ini merupakan selisih yang konstan antara tegangan zener Vz dan penurunan
tegangan transistor VBE. Jika tegangan catu Vin mengalami perubahan, tegangan zener
akan bertahan kurang lebih pada harga yang sama dan demikian pula Vout. Dalam
regulator zener biasa, arus zener merupakan selisih antara arus yang melalui penghambat
seri dan arus beban:
IZ
= Is – IL (2)
Untuk
melayani arus beban yang besar, kita harus menggunakan arus zener yang besar pula.
Pengikut zener mempunyai keuntungan penting terhadap regulator zener biasa
(Herman
2014:15-16).
Sebuah dioda zener
mengalami tegangan breakdown ketika mengalami panjar mundur di seluruh hambatan
beban (RL) yang bekerja di wilayah breakdown. Setiap fluktuasi dalam
arus diserap oleh resistansi seri (Rs). Zener akan mempertahankan tegangan
konstan Vz (sama dengan Vout) di seluruh beban kecuali tegangan
input (Vin) tidak jatuh di bawah tegangan zener breakdown (
Khandpur, 1999 : 123).
Dioda zener yang
digunakan untuk stabilisasi tegangan. Dua sirkuit umum
simbol diagram untuk dioda zener ditunjukkan dalam proses untuk mendapatkan arus searah dantegangan dari bolak arus dan tegangan adalah disebut perbaikan. Peralihan otomatis di sirkuitdilakukan oleh dioda dengan menggunakan dioda (John,2003 :132).
simbol diagram untuk dioda zener ditunjukkan dalam proses untuk mendapatkan arus searah dantegangan dari bolak arus dan tegangan adalah disebut perbaikan. Peralihan otomatis di sirkuitdilakukan oleh dioda dengan menggunakan dioda (John,2003 :132).
Ketika tegangan
breakdown berbanding lurus dengan medan listrik maka, tegangan breakdown
menghasilkan intensitas yang sangat tinggi di daerah deplesi yang sempit. Oleh karena
itu ketika tegangan breakdown untuk dioda meningkat, di bawah pengaruh intensitas listrik yang tinggi
menghasilkan sejumlah besar elektron di dalam daerah deplesi yang mematahkan
ikatan kovalen dengan atom, dengan demikian terjadi arus balik yang besar
melalui dioda. Breakdown ini disebut sebagai zener breakdown (Suhydra, 2004 :
38).
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dioda zener bekerja pada bias maju dan
bias mundur. Namun pemberian bias mundur pada dioda zener akan berbeda dimana
ketika mengalami tegangan breakdown, zener takkan mengalami kerusakan selama
batasan daya yang diserap itu tidak terlampaui. Jika breakdown terjadi, zener
akan mempertahankan tegangan konstan.
Alat
dan
Komponen
Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
- Alat
- Voltmeter 20 Volt 2 buah
- Power suplay 6,06-11,54 Volt 1 buah
- Kabel penghubung 12 buah
- Komponen
- Transistor BC107 B tipe NPN 1 buah
- Dioda Zener C160H 1 buah
- Hambatan Sumber (RS)
- Resistor 470 KΩ 1 buah
- Resistor 220 Ω 1 buah
- Resistor 100 KΩ 1 buah
- Hambatan Beban (RL)
- Resistor 100 KΩ 1 buah
- Resistor 150 KΩ 1 buah
Identifikasi
Variabel
- Variabel tetap : Transistor dan Dioda Zener
- Variabel manipulasi : Tegangan Input(Vin) , Hambatan Beban (RL), dan Hambatan
Sumber (RS)
- Variabel ukur : Tegangan Keluaran (Vout) ,Tegangan Zener (Vz), Tegangan Basis Emiter ( VBE)
Definisi Operasional
Variabel `
- Variabel Tetap
- Transistor adalah komponen aktif yang digunakan pada rangkaian, dimana transistor yang digunakan yaitu transistor jenis NPN tipe BC107B dimana tipe transistor yang digunakan pada kegiatan 1, 2, dan 3 sama.
- Dioda zener merupakan dioda yang terhubung dengan hambatan beban dan kaki basis transistor sehinggah jika diberikan tegangan maka akan terjadi panjar mundur pada dioda zener dimana dioda yang digunakan adalah dioda zener jenis C160H pada setiap kegiatan.
- Variabel Manipulasi
- Tegangan Input (Vin) adalah besar tegangan yang diberikan yang berasal dari power suplay, dimana diberikan tegangan DC dan kutub positif dihubungkan dengan kolektor beserta hambatan sumber dan kutub negatifnya dihubungkan dengan diode.
- Hambatan Beban (RL) adalah nilai hambatan resistor yang dijadikan sebagai tegangan keluaran (Vout) pada rangkaian, dimana setiap kegiatan nilai hambatan resistor diubah-ubah, dimana untuk kegiatan pertama dan kedua nilainya yaitu 100 KΩ dan kegitan ketiga nilainya yaitu 150 KΩ
- Hambatan Sumber (RS) adalah besarnya nilai hambatan yang dipasang seri terhadap dioda zener dimana setiap kegiatan nilai hambatan setiap kegiatan dirubah-rubah yaitu pada kegitan pertama dan kedua sebesar 100 KΩ, dan untuk kegiatan ketiga yaitu 220 Ω.
- Variabel Respon
- Tegangan Output (Vout) adalah besar nilai tegangan pada hambatan beban (RL) dimana pada kegiatan pertama hambatan beban dan hambatan sumber sama maka tegangan outputnya hampir sama dengan nilai inputnya, untuk kegiatan ketika dimana Rs˃ RL maka tegangan outputnya jauh lebih kecil dari pada tegangan inputnya, sedangkan untuk kegiatan ketiga RL ˃ Rs maka akan menghasilkan tegangan output yang mendekati nilai tegangan inputnya.
- Tegangan Zener (Vz) adalah tegangan pada dioda zener dimana nilai tegangan yang terukur pada dioda zener pada kegiatan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh rata-rata tegangan zenernya mendekati nilai tegangan input.
- Tegangan Basis Emiter (VBE ) adalah tegangan yang terdapat antara kaki basis dan emitor dimana pada kegiatan pertama, kedua, dan ketiga nilai tegangan basis emiternya sama yaitu 0,50 Volt.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1 : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (VZ)
dan Tegangan Output (VO) dengan RL 100 KΩ.
- Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:(sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)Gambar 5.2 : Rangkain pengikut zener
- Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
- Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
- Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 100 KΩ dan di diode zener, kemudian mencatatnya pada table pengamatan dan Rs dengan nilai 100 KΩ.
- Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt.
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan
2 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener
dengan hambatan beban RL = 470
KΩ dimana Rs > RL
- Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:(sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)Gambar 5.3 : Rangkain pengikut zener
- Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
- Memberikan hambatan sumber sebesar 100 KΩ dan RL sebesar 470 KΩ
- Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
- Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 470 KΩ dan di diode zener.
- Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt.
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 3 : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (VZ) dan
Tegangan Output (VO) dengan RS= 220Ω
- Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:(sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)Gambar 5.5 : Rangkain pengikut zener
- Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
- Memberikan hambatan sumber sebesar 220 Ω dan RL sebesar 100 KΩ
- Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
- Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 100 KΩ dan di diode zener.
- Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
- Menganti nilai RL sebesar 150 KΩ .
- Mengulangi kegiatan d-f.
ANALISIS DATA
- Menghitung hambatan RL = KΩ, dimana RL > RS
- Untuk tegangan input (VIn) = Volt
- Menentukan nilai arus pada hambatan RSIS =
- Menentukan tegangan zener secara hitungVZ = VIn – VRS
- Menentukan nilai tegangan output secara hitungVout = VZ – VBE
- Menentukan % perbedaan antara Vout ukur dan Vout hitung% perbedaan =
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan :
Kegiatan 1 : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (VZ)
dan Tegangan Output (VO) dengan RL 100 KΩ.
Tabel 1 :Pengukuran
tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ
dimana RL=RS
Batas ukur =
20 Volt RS = 100 KΩ
VBE =
0,50 Volt RL = 100 KΩ
No
|
Vin (Volt)
|
VZ
(Volt)
|
Vout (Volt)
|
1
|
6,06
|
6,05
|
5,62
|
2
|
7,65
|
7,64
|
7,20
|
3
|
9,70
|
9,65
|
9,25
|
4
|
11,54
|
11,50
|
11,14
|
Kegiatan
2 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener
dengan hambatan beban RL = 470 KΩ
dimana Rs > RL
Batas ukur =
20 Volt RS = 100 KΩ
VBE =
0,50 Volt RL = 470 KΩ
Tabel 2 :
Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL
= 470 KΩ dimana Rs > RL
No
|
Vin (Volt)
|
VZ
(Volt)
|
Vout (Volt)
|
1
|
6,06
|
6,04
|
4,90
|
2
|
7,65
|
7,64
|
6,98
|
3
|
9,70
|
9,68
|
9,02
|
4
|
11,54
|
11,49
|
10,81
|
Kegiatan 3 : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (VZ) dan
Tegangan Output (VO) dengan RS=
220 KΩ
Tabel 3 :
Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100
KΩ dimana RL > Rs
Batas ukur = 20 Volt RS
= 220 Ω
VBE =
0,50 Volt RL
= 100 KΩ
No
|
Vin (Volt)
|
VZ
(Volt)
|
Vout (Volt)
|
1
|
6,06
|
6,03
|
5,57
|
2
|
7,65
|
7,54
|
7,09
|
3
|
9,70
|
9,67
|
9,28
|
4
|
11,54
|
11,54
|
11,18
|
Tabel 4 :
Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL =
150 KΩ dimana RL
S.
No
|
Vin (Volt)
|
VZ
(Volt)
|
Vout (Volt)
|
1
|
6,06
|
6,03
|
5,61
|
2
|
7,65
|
7,51
|
7,12
|
3
|
9,70
|
9.64
|
9,29
|
4
|
11,54
|
11,54
|
11,21
|
Tabel
Hasil Analisis Data
Tabel 1 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL
= 100 KΩ dimana RL=RS
No.
|
VI (volt)
|
IS (A)
|
VZ Hitung (volt)
|
VOUT Hitung (volt)
|
% Beda
|
1
|
6,06
|
|
6,05
|
5,55
|
1,00
|
2
|
7,65
|
1 x
|
7,64
|
7,14
|
0,80
|
3
|
9,70
|
5 x
|
9,65
|
9,15
|
1,00
|
4
|
11,54
|
4 x
|
11,5
|
11,00
|
1,00
|
Tabel 2 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL
= 470 KΩ dimana Rs > RL
No.
|
VI
(volt)
|
IS
(A)
|
VZ
Hitung (volt)
|
VO
Hitung (volt)
|
% Beda
|
1
|
6,06
|
4
x
|
6,04
|
5,54
|
13,00
|
2
|
7,65
|
2
x
|
7,64
|
7,14
|
16,00
|
3
|
9,70
|
4
x
|
9,68
|
9,18
|
2,00
|
4
|
11,54
|
1
x
|
11,49
|
10,99
|
5,00
|
Tabel 3 : Hasil analisis data Pengukuran
tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ
dimana RL >
Rs dengan
RS = 220 Ω
No.
|
VI
(volt)
|
IS
(A)
|
VZ
Hitung (volt)
|
VO
Hitung (volt)
|
% Beda
|
1
|
6,06
|
14
x
|
6,04
|
5,53
|
0,70
|
2
|
7,65
|
5
x
|
7,54
|
7,04
|
0,70
|
3
|
9,70
|
14
x
|
9,68
|
9,62
|
4,00
|
4
|
11,54
|
0,00
|
0,00
|
11,04
|
1,00
|
Tabel 4 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL
= 150 KΩ dimana RL
S.
No.
|
VI
(volt)
|
IS
(A)
|
VZ
Hitung (volt)
|
VO
Hitung (volt)
|
% Beda
|
1
|
6,06
|
14
|
6,04
|
5,53
|
1,00
|
2
|
7,65
|
64
x 10 -5
|
7,63
|
7,01
|
3,00
|
3
|
9,70
|
27
x
|
9,63
|
9,14
|
2,00
|
4
|
11,54
|
0,00
|
0,00
|
11,04
|
2,00
|
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami menggunakan transistor NPN BC107C , dioda zener C160H, tegangan sumber 6,06 V, 7,65 V, 9,70 V, 9.62 V dengan batas ukur voltmeter 20 volt, dan hambatan sumber (Rs) 100 KΩ, 220 Ω, dan 470 KΩ serta hambatan beban (RL) 100 KΩ dan 150 KΩ
Pada percobaan ini, kami menggunakan transistor NPN BC107C , dioda zener C160H, tegangan sumber 6,06 V, 7,65 V, 9,70 V, 9.62 V dengan batas ukur voltmeter 20 volt, dan hambatan sumber (Rs) 100 KΩ, 220 Ω, dan 470 KΩ serta hambatan beban (RL) 100 KΩ dan 150 KΩ
- Hubungan antara tegangan masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) dimana ( RL= Rs)Berdasarkan percobaan dan analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk tegangan input 6,06 volt diperoleh tegangan output 5,62 volt dan tegangan output (Vout) hitung sebesar 5,55 volt dengan persen perbedaan sebesar 1,00 %. Pada tegangan input 7,65 volt diperoleh tegangan output 7,20 volt dan tegangan output (Vout) hitung sebesar 7,14 volt dan persen perbedaannya 0,80 %. Pada tegangan input 9,70 volt diperoleh tegangan output(Vout) sebesar 9,25 volt tegangan output(Vout) hitung sebesar dan persen perbedaannya 1,00 %. Untuk tegangan input 11,54 volt diperoleh tegangan output(Vout) sebesar 11,14 volt dan tegangan output(Vout) hitung sebesar 11, volt dan persen perbedaannya sebesar 1,00 %.
- Hubungan antara tegangan input (Vin) keluaran V(out) dengan RS = 470 KΩdimana RS > RL
Berdasarkan percobaan dan
analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk tegangan input (Vin)
6,06 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 6,04 V dan tegangan
pada outputnya sebesar 4,90 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 6,04 V dan Vout hitung sebesar 5,54 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 13,00 %, ketika tegangan input 7,65 V diperoleh tegangan
pada dioda zener sebesar 7,64 V dan tegangan pada outputnya sebesar 6,98 V
setelah dianalisis diperoleh VZ hitung 7,64 V dan Vout hitung sebesar 7,14 V dengan persen
perbedaannya sebesar 16,00 %. Untuk tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan
pada diode zener sebesar 9,68 V dan tegangan outputnya sebesar 9,02 V setelah
dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 9,68 V dan Vout hitung sebesar 9,18 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 2,00 %, Setelah tegangan input dinaikkan maksimum 11,54 V
diperoleh tegangan pada diode zener 11,49 V dan tegangan outputnya sebesar
10,81 V, setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 11,49 V dan Vout hitung sebesar 10,99 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 5,00%.
3. Hubungan antara tegangan input (Vin) dengan tegangan keluaran (Vout)
dengan RL >RS
Berdasarkan percobaan dan
analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk tegangan input (Vin)
6,06 volt, tegangan input 6,06 V, tegangan zener
sebesar 6,03 dan tegangan output 5,57. Setelah dianalisis diperoleh tegangan
zener sebesar 6,04 V, tegangan output
hitung 5,53 Vdan persen perbedaannya 0,70 %. Untuk tegangan input 7,65 V
diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 7,54 V dan tegangan pada outputnya
sebesar 7,09 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 7,64 V dan Vout hitung sebesar 7,14 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 0,70 %, untuk
tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 9,67 V dan
tegangan pada outputnya sebesar 9,24 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 9,68 V dan Vout hitung sebesar 9,62 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 4,00 %. Dan untuk tegangan input 11,54 V diperoleh tegangan
pada diode zener sebesar 11,54 V dan tegangan pada outputnya sebesar 11,18 V
setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 0,00 V dan Vout hitung sebesar 11,04 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 1,00 %.
Sedangkan
untuk hambatan beban (RL) sebesar
150 KΩ, diperoleh data untuk tegangan input 6,06 V
diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 6,03 V dan tegangan outputnya
sebesar 5,61 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 6,04 V dan Vout hitung sebesar 5,53 V dengan persentase
perbedaannya sebesar 100 %, pada tegangan
input 7,65 V, tegangan zener sebesar 7,51 V dan tegangan output 5,61 V.
Setelah dianalisis diperoleh tegangan zener
sebesar 7,63 V, tegangan output hitung 7,01 V dan persen perbedaannya
3,00 % untuk tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar
9,64 V dan tegangan outputnya sebesar 9,29 V setelah dianalisis diperoleh VZ
hitung sebesar 9,63 V dan Vout
hitung sebesar 9,14 V dengan persentase
perbedaan sebesar 2,00 % dan untuk tegangan input 11,54 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar
11,54 V dan tegangan outputnya sebesar 11,21 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung sebesar 0,00 V dan (Vout )
hitung sebesar 11,04 V dengan persentase
perbedaan sebesar 2,00%.
4. Membandingkan
Vout untuk kegiatan 1,
2, dan 3. Yang mana yang lebih mendakiti nilai
tegangan input.
Pada kegiatan pertama dimana nilai hambatan beban sama dengan hambatan
sumber atau (RL=
Rs) akan menghasilkan nilai tegangan
output hampir sama dengan nilai tegangan inputnya. Sedangkan untuk kegiatan
kedua dimana RS
> RL akan menghasilkan nilai tegangan output jauh lebih kecil dari nilai tegangan inputnya. Dan
untuk kegiatan ketiga dimana RL ˃ RS akan menghasilkan nilai
tegangan output hampir sama dengan nilai tegangan inputnya.
Sehinggah berdasarkan data yang telah
diperoleh yang mendekati nilai tegangan inputnya yaitu pada
kegiatan ketiga dimana RL ˃ RS pada
hambatan beban RL sebesar 150 KΩ.
Berdasarkan
data diatas maka dapat dikatakan bahwa ketika hambatan sumber mempunyai nilai
yang sama dengan hambatan beban maka tegangan keluaran (Vout) sama
dengan nilai tegangan inputnya sedangkan jika
besarnya nilai hambatan sumber juga sangatlah berpengaruh terhadap tegangan
keluaran (Vout), dimana
ketika hambatan sumber (RS) lebih besar dari hambatan beban (RL)
maka tegangan output yang dihasilkan jauh berbeda dari tegangan input,
sedangkan ketika hambatan beban lebih besar dibandingkan hambatan sumber maka dapat
dilihat bahwa tegangan output yang dihasilkan sama atau hampir sama dengan
tegangan inputnya, sehingga dapat dikatakan bahwa hambatan beban tidak
berpengaruh terhadap tegangan output.
SIMPULAN
DAN DISKUSI
Simpulan
Ketika hambatan sumber sama besar dengan hambatan beban maka nilai tegangan outputnya tidak jauh
berbeda dengan nilai tegangan inputnya, dan ketika hambatan sumber lebih kecil dari pada hambatan beban maka tegangan output yang
diperoleh maka tegangan output atau keluarannya tidak mendekati nilai tegangan inputnya. Dan ketika nilai hambatan
beban lebih besar dari pada nilai
hambatan sumber maka tegangan
output atau keluarannya hampir mendekati nilai tegangan inputnya.
Diskusi
Pada
percobaan ini sebaiknya menggunakan hambatan yang Rs=RL agar tegangan input (Vin)
tidak jauh berbeda dengan tegangan output yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bird,
John .2003. Electronic and Electronic
Principles and Technology.Great Britain
:Laserwords Private Limited.
Herman. 2014. Penuntun
Praktikum Elektronika Dasar II. Makassar : UIN press.
Khandpur. 1999. Basic Electronic
Components and Hardware. India : CFS Documentation
Cell.
Suhydra. 2004. Basic Elektronics. Bangalore : BMS College of Engineering.
Saleh,
Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika.
Makassar : Badan Penerbit UNM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar