Minggu, 08 Januari 2017

jurnal zener


Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar

Abstrak

Telah dilakukan praktikum Elektronika Lanjutan dengan judul “Pengikut Zener”. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada hari Sabtu, 17 Mei 2014. Praktikum ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan, memahami prinsip kerja dari pengikut Emiter dan regulator zener, serta memahami prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emitter dan regulator zener sebagai regulator tegangan.Pada percobaan ini kami menggunakan tegangan input yang diubah-ubah dari 6,06 sampai 11,54 volt dimana nilai hambatan sumber  yang digunakan yakni 470 kΩ dari pada nilai hambatan beban dimana nilai hambatan beban yang digunakan berbeda-beda yaitu sebesar 100 kΩ, 20 Ω,  dan 220 Ω. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketika hambatan sumber sama besar  dengan hambatan beban  maka nilai tegangan outputnya tidak jauh berbeda dengan  nilai tegangan  inputnya, dan  ketika hambatan sumber  lebih kecil dari pada  hambatan beban maka tegangan output yang diperoleh maka tegangan output atau keluarannya tidak mendekati nilai  tegangan inputnya. Dan ketika nilai hambatan beban lebih besar dari pada nilai  hambatan sumber  maka tegangan output atau keluarannya  hampir  mendekati nilai  tegangan inputnya.



Kata kunci: Dioda zener, regulator tegangan, pengikut emiter





TUJUAN

  1. Memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan.
  2. Memahami prinsip kerja dari pengikut emiter danregulator zener.
  3. Memahami prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emiter dan regulator zener sebagai regulator tegangan.

METODOLOGI EKSPERIMEN

Teori Singkat

Dioda zener adalah diode silikon yang curam pada tegangan yang relatif rendah (biasanya kurang dari 6 volt). Efek yang sama terjadi pada dioda yang sejenisnya, dioda avalanche, yang juga memiliki tegangan balik yang sangat curam tetapi dengan tegangan yang lebih tinggi dibanding dioda zener, yaitu di atas 6 volt. Namun dalam praktiknya, kedua jenis dioda ini disebut dioda zener saja. Ketika dioda zener mengalami tegangan mundur, maka tegangan yang timbul pada diode tersebut akan tetap konstan tanpa dipengaruhi oleh aliran arus asalkan rating tegangan maksimumnya tidak dilampaui (Muh. Saleh, 2008:16)

                        

Sumber: Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II, 2014: 16

Gambar 5.1 :Rangkaian pengikut zener



Pengikut emitter dapat memperbaiki kemampuan dari suatu regulator zener. Tegangan zener merupakan tegangan masuk DC pada basis transistor. Jadi tegangan keluar transistor adalah

                                    Vout = Vz -Vbe                                                 (1)

Tegangan yang keluar ini merupakan selisih yang konstan antara tegangan zener Vz dan penurunan tegangan transistor VBE. Jika tegangan catu Vin mengalami perubahan, tegangan zener akan bertahan kurang lebih pada harga yang sama dan demikian pula Vout. Dalam regulator zener biasa, arus zener merupakan selisih antara arus yang melalui penghambat seri dan arus beban:

IZ = Is – IL                                                                  (2)

Untuk melayani arus beban yang besar, kita harus menggunakan arus zener yang besar pula. Pengikut zener mempunyai keuntungan penting terhadap regulator zener biasa

(Herman 2014:15-16).

Sebuah dioda zener mengalami tegangan breakdown ketika mengalami panjar mundur di seluruh hambatan beban (RL) yang bekerja di wilayah breakdown. Setiap fluktuasi dalam arus diserap oleh resistansi seri (Rs). Zener akan mempertahankan tegangan konstan Vz (sama dengan Vout) di seluruh beban kecuali tegangan input (Vin) tidak jatuh di bawah tegangan zener breakdown ( Khandpur, 1999 : 123).

Dioda zener yang digunakan untuk stabilisasi tegangan. Dua sirkuit umum
simbol diagram untuk dioda zener ditunjukkan dalam proses untuk mendapatkan arus searah dantegangan dari bolak arus dan tegangan adalah disebut perbaikan. Peralihan otomatis di sirkuitdilakukan oleh dioda dengan menggunakan dioda (John,2003 :132).

Ketika tegangan breakdown berbanding lurus dengan medan listrik maka, tegangan breakdown menghasilkan intensitas yang sangat tinggi di daerah deplesi yang sempit. Oleh karena itu ketika tegangan breakdown untuk dioda meningkat, di bawah  pengaruh intensitas listrik yang tinggi menghasilkan sejumlah besar elektron di dalam daerah deplesi yang mematahkan ikatan kovalen dengan atom, dengan demikian terjadi arus balik yang besar melalui dioda. Breakdown ini disebut sebagai zener breakdown (Suhydra, 2004 : 38).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dioda zener bekerja pada bias maju dan bias mundur. Namun pemberian bias mundur pada dioda zener akan berbeda dimana ketika mengalami tegangan breakdown, zener takkan mengalami kerusakan selama batasan daya yang diserap itu tidak terlampaui. Jika breakdown terjadi, zener akan mempertahankan tegangan konstan.



Alat dan Komponen

Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Alat

  1. Voltmeter  20 Volt                                                                             2 buah
  2. Power suplay  6,06-11,54 Volt                                                          1 buah
  3. Kabel penghubung                                                                             12 buah


  1. Komponen

  1. Transistor BC107 B tipe NPN                                                           1 buah
  2. Dioda Zener   C160H                                                                                    1 buah
  3. Hambatan Sumber (RS)

  1. Resistor 470                                                                           1 buah
  2. Resistor 220 Ω                                                                             1 buah
  3. Resistor 100                                                                          1 buah

  1. Hambatan Beban (RL) 

  1. Resistor 100                                                                          1 buah
  2. Resistor 150 KΩ                                                                          1 buah

Identifikasi Variabel                                                                                        

  1. Variabel tetap                  : Transistor dan Dioda Zener
  2. Variabel manipulasi          : Tegangan Input(Vin) , Hambatan Beban (RL), dan Hambatan   

                                                 Sumber (RS)

  1. Variabel ukur                   : Tegangan Keluaran (Vout)  ,Tegangan Zener (Vz), Tegangan                                         Basis Emiter ( VBE)

Definisi Operasional Variabel          `

  1. Variabel Tetap                             

  1. Transistor adalah komponen aktif yang digunakan pada rangkaian,  dimana transistor yang digunakan yaitu transistor jenis NPN tipe BC107B  dimana tipe transistor yang digunakan pada kegiatan 1, 2, dan 3 sama.
  2. Dioda zener merupakan dioda yang terhubung dengan hambatan beban dan kaki basis transistor sehinggah jika diberikan tegangan maka akan terjadi panjar mundur pada dioda zener dimana dioda yang digunakan adalah dioda zener jenis C160H  pada setiap kegiatan.

  1.  Variabel Manipulasi

  1. Tegangan Input (Vin) adalah besar tegangan yang diberikan yang berasal dari power suplay, dimana diberikan tegangan DC dan kutub positif dihubungkan dengan kolektor beserta hambatan sumber  dan kutub negatifnya dihubungkan dengan diode.
  2. Hambatan Beban (RL) adalah nilai hambatan resistor yang dijadikan sebagai tegangan keluaran (Vout) pada rangkaian, dimana setiap kegiatan nilai hambatan resistor diubah-ubah, dimana untuk kegiatan pertama dan kedua nilainya yaitu 100 KΩ dan kegitan ketiga nilainya yaitu 150 KΩ
  3. Hambatan Sumber (RS) adalah besarnya nilai hambatan yang dipasang seri terhadap dioda zener  dimana setiap kegiatan  nilai hambatan setiap kegiatan dirubah-rubah yaitu pada kegitan pertama dan kedua  sebesar 100 KΩ, dan untuk kegiatan ketiga yaitu 220 Ω. 

  1. Variabel Respon

  1. Tegangan Output (Vout) adalah  besar nilai tegangan pada hambatan beban  (RL) dimana pada kegiatan pertama hambatan beban dan hambatan sumber sama maka tegangan outputnya hampir sama dengan nilai inputnya, untuk kegiatan ketika dimana Rs˃ RL maka tegangan outputnya jauh lebih kecil dari pada tegangan inputnya, sedangkan untuk kegiatan ketiga RL ˃ Rs maka akan menghasilkan tegangan output yang mendekati nilai tegangan inputnya.
  2. Tegangan Zener (Vz)   adalah tegangan pada dioda zener dimana nilai tegangan yang terukur pada dioda zener pada kegiatan pertama, kedua, dan ketiga  diperoleh rata-rata tegangan zenernya  mendekati nilai tegangan input.
  3. Tegangan Basis Emiter (VBE ) adalah  tegangan yang terdapat antara kaki basis dan emitor  dimana pada kegiatan pertama, kedua, dan ketiga nilai tegangan basis emiternya sama yaitu 0,50 Volt.

Prosedur Kerja

Kegiatan 1    : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (V­Z) dan Tegangan Output (VO) dengan RL 100 KΩ.

  1. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:
    (sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)
    Gambar 5.2 : Rangkain pengikut zener
  2. Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
  3. Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
  4. Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 100 KΩ dan di diode zener, kemudian mencatatnya pada table pengamatan dan Rs dengan nilai 100 KΩ.
  5. Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt.
  6. Mencatat hasil pengamatan pada  tabel pengamatan.

Kegiatan 2  :  Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 470

                      KΩ dimana Rs > RL  

  1. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:
    (sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)

    Gambar 5.3 : Rangkain pengikut zener
  2. Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
  3. Memberikan hambatan sumber sebesar 100 KΩ dan  RL  sebesar 470 KΩ
  4. Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
  5. Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 470 KΩ dan di diode zener.
  6. Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt.
  7. Mencatat hasil pengamatan pada  tabel pengamatan.

Kegiatan    3   : Pengukuran nilai  Tegangan Dioda (V­Z) dan Tegangan Output (VO) dengan       RS=  220

  1. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:
    (sumber:© penuntun praktikum elektronika dasar II.2014)
    Gambar 5.5 : Rangkain pengikut zener
  2. Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
  3. Memberikan hambatan sumber sebesar 220 dan  RL  sebesar 100 KΩ
  4. Memasang alat ukur voltmeter di RL dan di diode zener.
  5. Menyalakan power suplay pada nilai 6,06 Volt kemudian mengamati penunjukan pada voltmeter yang terpasang di RL dengan nilai 100 KΩ dan di diode zener.
  6. Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 7,65 Volt, 9,70 volt dan 11,54 Volt. Mencatat hasil pengamatan pada  tabel pengamatan.
  7. Menganti  nilai RL  sebesar 150 KΩ .
  8. Mengulangi kegiatan d-f.











ANALISIS DATA

  • Menghitung hambatan RL = KΩ, dimana RL > RS

  1. Untuk tegangan input (VIn) =  Volt

  1. Menentukan nilai arus pada hambatan RS
    IS     =
  2. Menentukan tegangan zener secara hitung
    VZ   = VIn – VRS
  3. Menentukan nilai tegangan output secara hitung
    Vout = VZ – VBE
  4. Menentukan % perbedaan antara Vout ukur dan Vout hitung
    % perbedaan           =  x 100%





HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

Hasil Pengamatan :

Kegiatan 1    : Pengukuran nilai Tegangan Dioda (V­Z) dan Tegangan Output (VO) dengan RL 100 KΩ.

Tabel  1      :Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ dimana RL=RS

Batas ukur       = 20 Volt                                             RS                    = 100 KΩ

VBE                  = 0,50 Volt                                          RL                    = 100 KΩ

No
Vin (Volt)
VZ (Volt)
Vout (Volt)
1
6,06
6,05
5,62
2
7,65
7,64
7,20
3
9,70
9,65
9,25
4
11,54
11,50
11,14





Kegiatan 2  :  Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 470   KΩ dimana Rs > RL

Batas ukur       = 20 Volt                                             RS                    = 100 KΩ

VBE                  = 0,50 Volt                                          RL                    = 470 KΩ

Tabel  2      : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 470   KΩ dimana Rs > RL

No
Vin (Volt)
VZ (Volt)
Vout (Volt)
1
6,06
6,04
4,90
2
7,65
7,64
6,98
3
9,70
9,68
9,02
4
11,54
11,49
10,81

Kegiatan 3  : Pengukuran nilai  Tegangan Dioda (V­Z) dan Tegangan Output (VO) dengan       RS= 220 KΩ

Tabel  3       : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ dimana RL > Rs

Batas ukur       = 20 Volt                                                         RS = 220 Ω

VBE                  = 0,50 Volt                                                      RL = 100 KΩ

No
Vin (Volt)
VZ (Volt)
Vout (Volt)
1
6,06
6,03
5,57
2
7,65
7,54
7,09
3
9,70
9,67
9,28
4
11,54
11,54
11,18









Tabel  4      : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 150     KΩ dimana RL S.

No
Vin (Volt)
VZ (Volt)
Vout (Volt)
1
6,06
6,03
5,61
2
7,65
7,51
7,12
3
9,70
9.64
9,29
4
11,54
11,54
11,21



Tabel Hasil Analisis Data

Tabel 1 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ dimana RL=RS

No.
VI (volt)
IS (A)
VZ Hitung (volt)
VOUT Hitung (volt)
% Beda
1
6,06
6,05
5,55
1,00
2
7,65
1 x
7,64
7,14
0,80
3
9,70
       5 x
9,65
9,15
1,00
4
11,54
       4  x
11,5
11,00
1,00



Tabel 2 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 470   KΩ dimana Rs > RL

No.
VI (volt)
IS (A)
VZ Hitung (volt)
VO Hitung (volt)
% Beda
1
6,06
4 x
6,04
5,54
13,00
2
7,65
2 x
7,64
7,14
16,00
3
9,70
4  x
9,68
9,18
2,00
4
11,54
1 x
11,49
10,99
5,00









Tabel 3 : Hasil analisis data  Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 100 KΩ dimana RL > Rs dengan RS = 220  

No.
VI (volt)
IS (A)
VZ Hitung (volt)
VO Hitung (volt)
% Beda
1
6,06
14 x
6,04
5,53
0,70  
2
7,65
5  x
7,54
7,04
0,70
3
9,70
14 x
9,68
9,62
4,00
4
11,54
0,00
0,00
11,04
1,00



Tabel 4 : Hasil analisis data pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban RL = 150 KΩ dimana RL S.

No.
VI (volt)
IS (A)
VZ Hitung (volt)
VO Hitung (volt)
% Beda
1
6,06
14   
6,04
5,53
1,00
2
7,65
64 x 10 -5
7,63
7,01
3,00
3
9,70
27 x
9,63
9,14
2,00
4
11,54
0,00
0,00
11,04
2,00





PEMBAHASAN
            Pada percobaan ini,  kami menggunakan transistor NPN BC107C , dioda zener C160H,  tegangan sumber 6,06 V, 7,65 V, 9,70 V, 9.62 V dengan  batas ukur voltmeter 20 volt, dan hambatan sumber (Rs) 100 KΩ, 220 Ω, dan 470 KΩ serta hambatan beban (RL) 100 KΩ dan 150 KΩ

  1. Hubungan antara tegangan masukan (Vin) dan tegangan keluaran (Vout) dimana ( RL= Rs)
                   Berdasarkan percobaan dan analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk    tegangan input 6,06 volt diperoleh tegangan output 5,62 volt dan tegangan output (Vout) hitung sebesar 5,55 volt dengan persen perbedaan sebesar 1,00 %. Pada tegangan input 7,65 volt diperoleh tegangan output 7,20 volt dan tegangan output (Vout)  hitung sebesar 7,14 volt dan persen perbedaannya 0,80 %. Pada tegangan input 9,70 volt diperoleh tegangan output(Vout) sebesar 9,25 volt tegangan output(Vout)  hitung sebesar dan persen perbedaannya 1,00 %. Untuk tegangan input 11,54 volt diperoleh tegangan output(Vout)  sebesar 11,14 volt dan tegangan output(Vout)  hitung sebesar 11, volt dan persen perbedaannya sebesar 1,00 %.
  2. Hubungan antara tegangan input (Vin) keluaran V(out) dengan RS = 470 KΩ
    dimana RS > RL

          Berdasarkan percobaan dan analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk    tegangan input (Vin)  6,06 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 6,04 V dan tegangan pada outputnya sebesar 4,90 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 6,04 V dan Vout  hitung sebesar 5,54 V dengan persentase perbedaannya sebesar 13,00 %, ketika tegangan input 7,65 V diperoleh tegangan pada dioda zener sebesar 7,64 V dan tegangan pada outputnya sebesar 6,98 V setelah dianalisis diperoleh VZ hitung 7,64 V dan Vout  hitung sebesar 7,14 V dengan persen perbedaannya sebesar 16,00 %. Untuk tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 9,68 V dan tegangan outputnya sebesar 9,02 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 9,68 V dan Vout  hitung sebesar 9,18 V dengan persentase perbedaannya sebesar 2,00 %, Setelah tegangan input dinaikkan maksimum 11,54 V diperoleh tegangan pada diode zener 11,49 V dan tegangan outputnya sebesar 10,81 V, setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 11,49 V dan Vout  hitung sebesar 10,99 V dengan persentase perbedaannya sebesar 5,00%.

3.  Hubungan antara tegangan input (Vin) dengan tegangan keluaran (Vout) dengan RL >RS

          Berdasarkan percobaan dan analisis yang telah kami lakukan diperoleh untuk  tegangan input (Vin)  6,06 volt, tegangan input 6,06 V, tegangan zener sebesar 6,03 dan tegangan output 5,57. Setelah dianalisis diperoleh tegangan zener  sebesar 6,04 V, tegangan output hitung 5,53 Vdan persen perbedaannya 0,70 %. Untuk tegangan input 7,65 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 7,54 V dan tegangan pada outputnya sebesar 7,09 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 7,64 V dan Vout  hitung sebesar 7,14 V dengan persentase perbedaannya sebesar 0,70 %,  untuk tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 9,67 V dan tegangan pada outputnya sebesar 9,24 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 9,68  V dan Vout  hitung sebesar 9,62 V dengan persentase perbedaannya sebesar 4,00 %. Dan untuk tegangan input 11,54 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 11,54 V dan tegangan pada outputnya sebesar 11,18 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 0,00 V dan Vout  hitung sebesar 11,04 V dengan persentase perbedaannya sebesar 1,00 %.

Sedangkan untuk  hambatan beban (RL) sebesar 150 KΩ,  diperoleh data untuk tegangan input 6,06 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 6,03 V dan tegangan outputnya sebesar 5,61 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 6,04 V dan Vout  hitung sebesar 5,53 V dengan persentase perbedaannya sebesar 100 %, pada tegangan  input 7,65 V, tegangan zener sebesar 7,51 V dan tegangan output 5,61 V. Setelah dianalisis diperoleh tegangan zener  sebesar 7,63 V, tegangan output hitung 7,01 V dan persen perbedaannya 3,00 % untuk tegangan input 9,70 V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 9,64 V dan tegangan outputnya sebesar 9,29 V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 9,63 V dan Vout  hitung sebesar 9,14 V dengan persentase perbedaan sebesar 2,00 % dan untuk tegangan input 11,54  V diperoleh tegangan pada diode zener sebesar 11,54 V dan tegangan outputnya sebesar 11,21  V setelah dianalisis diperoleh VZ  hitung sebesar 0,00 V dan (Vout ) hitung sebesar 11,04  V dengan persentase perbedaan sebesar 2,00%.

4.  Membandingkan  Vout  untuk kegiatan 1, 2, dan 3. Yang mana yang lebih mendakiti nilai 

      tegangan input.

             Pada kegiatan pertama dimana nilai hambatan beban sama dengan hambatan sumber atau (RL= Rs) akan menghasilkan  nilai tegangan output hampir sama dengan nilai tegangan inputnya. Sedangkan untuk kegiatan kedua dimana  RS > RL  akan menghasilkan  nilai tegangan output  jauh lebih kecil dari nilai tegangan inputnya. Dan untuk  kegiatan ketiga dimana RL ˃ RS  akan menghasilkan  nilai tegangan output hampir sama dengan  nilai tegangan inputnya. Sehinggah berdasarkan  data yang telah diperoleh  yang  mendekati nilai tegangan inputnya yaitu pada kegiatan ketiga  dimana  RL ˃ RS   pada  hambatan beban  RL  sebesar 150 KΩ.

Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa ketika hambatan sumber mempunyai nilai yang sama dengan hambatan beban maka tegangan keluaran (Vout) sama dengan nilai tegangan inputnya sedangkan jika  besarnya nilai  hambatan sumber  juga sangatlah berpengaruh terhadap tegangan keluaran (Vout),  dimana ketika hambatan sumber (RS) lebih besar dari hambatan beban (RL) maka tegangan output yang dihasilkan jauh berbeda dari tegangan input, sedangkan ketika hambatan beban lebih besar dibandingkan hambatan sumber maka dapat dilihat bahwa tegangan output yang dihasilkan sama atau hampir sama dengan tegangan inputnya, sehingga dapat dikatakan bahwa hambatan beban tidak berpengaruh terhadap tegangan output. 











SIMPULAN DAN DISKUSI

Simpulan

            Ketika hambatan sumber sama besar  dengan hambatan beban  maka nilai tegangan outputnya tidak jauh berbeda dengan  nilai tegangan  inputnya, dan  ketika hambatan sumber  lebih kecil dari pada  hambatan beban maka tegangan output yang diperoleh maka tegangan output atau keluarannya tidak mendekati nilai  tegangan inputnya. Dan ketika nilai hambatan beban lebih besar dari pada nilai  hambatan sumber  maka tegangan output atau keluarannya  hampir  mendekati nilai  tegangan inputnya.

Diskusi

            Pada percobaan ini sebaiknya menggunakan hambatan yang Rs=RL agar tegangan input (Vin)  tidak jauh berbeda dengan tegangan output yang dihasilkan.



DAFTAR PUSTAKA

Bird, John .2003. Electronic and Electronic Principles and Technology.Great Britain

           :Laserwords Private Limited.

Herman. 2014. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II. Makassar : UIN press.

Khandpur. 1999. Basic Electronic Components and Hardware. India : CFS Documentation

Cell.

Suhydra. 2004. Basic Elektronics. Bangalore : BMS College of Engineering.

Saleh, Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar : Badan Penerbit UNM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I
T
N
A
I
L
I
R
P
A
H
M
U
J