AMMETER DAN VOLTMETER
Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum elektronika
dengan judul “Ammeter dan
Voltmeter”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Jurusan
Pendidikan Fisika. Praktikum
ini bertujuan untuk memahami
prinsip kerja Ammeter
dan Voltmeter.
Dalam percobaan
ini dikenal beberapa variabel, yaitu variabel kontrol/konstan: tegangan sumber
6 volt dan nilai resistansi resistor, variabel ukur: tegangan dan kuat arus
pada resistor, dan variabel manipulasi: batas ukur Ammeter dan Voltmeter. Hasil
pengamatan menunjukkan hasil
pengukuran tegangan dan arus listrik dengan basicmeter, multimeter analog dan
multimeter digital. Pembahasan: dengan menggunakan
basicmeter, tidak ada tegangan resistor yang terbaca pada voltmeter jika kita
menggunakan batas ukur 1 V dan 100 mV dan juga tidak arus yang mengalir. Dengan
menggunakan multimeter analog, dengan menggunakan batas ukur 10 V, tegangan
pada R2 tidak terbaca dan pada batas ukur 2,5 V, tegangan pada R1
juga tidak terbaca, pengukuran arusnya juga tidak terbaca. Dengan menggunakan
multimeter digital, tidak ada tegangan resistor yang terbaca pada voltmeter
jika kita menggunakan batas ukur 200mV dan tampak bahwa ada arus yang
mengalir. Kesimpulan
yang diproleh dari hasil praktikum ini adalah, pertama: Ammeter dirangkai secara seri dengan resistor untuk megukur kuat
arus pada resistor. Kedua: Voltmeter dirangkai secara paralel dengan resistor
untuk megukur tegangan resistor
Kata kunci: resistor-ammeter-tegangan-kuat arus
TUJUAN
Memahami
prinsip kerja Ammeter
dan Voltmeter
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Teori Singkat
Pergerakan
muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di
dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus
bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial
yang tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan
tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran
untuk kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan melalui elemen.
Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan
untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen
elektronika yang sedang aktif, seperti kapasitor aktif, resistor aktif, dll.
Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur beda potensial suatu
sumber tegangan, seperti batere, catu daya, aki, dll. Voltmeter dapat dibuat
dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri.
Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan
batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang
lebih besar dari nilai standarnya.
Amperemeter
sering juga disebut ammeter. Amperemeter pada rangkaian perlu diletakkan seri
terhadap kuat arus yang ingin diukur. Hal ini disebabkan arus tidak akan
berubah bila melalui rangkaian seri, dan akan terbagi bila melalui rangkaian
paralel. Walaupun arus pada rangkaian seri tidak berubah, akan tetapi
perletakan amperemeter pada suatu rangkaian tersebut akan mempengaruhi
pengukuran. Hal ini dikarenakan amperemeter memiliki tahanan internal sehingga
akan menambah besaran tahanan total pada rangkaian tersebut dan merubah besar
arus yang hanya mengalir ke tahanan pada rangakaian awal.
Alat dan Bahan
- Alat
- Multimeter analog 1 buah
- Multimeter digital 1 buah
- Power supply 1 buah
- Bahan
- Resistor 120 ohmJ 1 buah
- Resistor 5 W 56 ohmJ 1 buah
- Kabel penghubung 1 buah
Identifikasi Variabel
Variabel
kontrol/konstan : sumber tegangan
dan nilai resistansi resistor
Variabel ukur : tegangan dan kuat
arus pada resistor
Variabel
manipulasi : batas ukur
ammeter dan voltmeter.
Definisi Operasional VariabelF
- Sumber tegangan merupakan tegangan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dapat menimbulkan adanya beda potensial sehingga menimbulkan tegangan baru yang masuk melalui power suplay sebesar 6 volt.
Nilai resistansi resistor:
nilai yang tertera pada resistor dan sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
- Tegangan resistor: besarnya nilai yang terrbaca pada alat ukur voltmeter, satuan volt.Arus resistor : besarnya nilai yang terrbaca pada alat ukur ammeter, satuan A.
- Batas ukur ammeter dan voltmeter: batas arus dan tegangan yang dapat dibaca alat ukur (Ammeter dan Voltmeter).
ProsedurKerja
Kegiatan 1 : Pengukuran
Tegangan Listrik
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Membuat rangkaian seperti gambar berikut (basic meter sebagai alat ukurnya):
Gambar 1.1: rangkaian pengukuran tegangan
- Menentukan batas ukur pertama pada alat ukur basicmeter, yaitu 50 V.
- Menentukan NST setiap batas ukur
- Mengukur tegangan pada R1 dan R2 pada setiap batas ukur yang digunakan
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
- Memanipulasi batas ukur pada basicmeter, yaitu 10 V, 1 V dan 200mV
- Mengulangi langkah 2 sampai 6 dengan menggunakan alat ukur multimeter analog dan multimeter digital.
Kegiatan 2 : Pengukuran Arus Listrik
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Membuat rangkaian seperti gambar berikut (basic meter sebagai alat ukurnya):Gambar 1.2: rangkaian pengukuran tegangan
- Menentukan batas ukur pertama pada alat ukur basicmeter, yaitu 50 V.
- Menentukan NST setiap batas ukur
- Mengukur arus pada R1 dan R2 pada setiap batas ukur yang digunakan
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
- Memanipulasi batas ukur pada basicmeter, yaitu 10 V, 1 V dan 200mV
- Mengulangi langkah 2 sampai 6 dengan menggunakan alat ukur multimeter analog dan multimeter digital.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Pengukuran Tegangan Listrik
Tabel 1.1: Pengukuran Tegangan Listrik dengan Basic
Meter
R1 : 120 ΩJ
R2 : 5 W 56 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala
Terkecil (NST)
|
Tegangan
(Volt)
|
Tegangan Total
(volt)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
50 V
|
1
|
3,0
|
1,0
|
4,0
|
2
|
10 V
|
0,2
|
2,4
|
1,4
|
4,0
|
3
|
1 V
|
0,02
|
-
|
-
|
-
|
4
|
100 mV
|
0,002
|
-
|
-
|
-
|
Tabel 1.2: Pengukuran Tegangan Listrik dengan
Multimeter Analog
R1 : 120 ΩJ
R2 : 5 W 56 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala
Terkecil (NST)
|
Tegangan
(Volt)
|
Tegangan Total
(volt)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
250 V
|
5
|
2,4
|
0
|
5,0
|
2
|
50 V
|
1
|
3,0
|
0,2
|
5,0
|
3
|
10 V
|
0,2
|
1,4
|
-
|
4,8
|
4
|
2.5 V
|
0,05
|
-
|
1,350
|
-
|
Tabel 1.3:
Pengukuran Tegangan Listrik dengan Multimeter Digital
R1 : 120 ΩJ
R2 : 5 W 56 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala
Terkecil (NST)
|
Tegangan
(Volt)
|
Tegangan Total
(volt)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
200 V
|
0,1
|
3,2
|
1,6
|
4,9
|
2
|
20 V
|
0,01
|
3,55
|
1,56
|
5,13
|
3
|
2000 mV
|
1 mV
|
-
|
1,550
|
-
|
4
|
200 mV
|
1 mV
|
-
|
-
|
-
|
Kegiatan 2: Pengukuran Arus Listrik
Tabel 1.4: Pengukuran Arus Listrik dengan Basic
Meter
R1 : 120 ΩJ
R2 : 5 W 56 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala
Terkecil (NST)
|
Arus Lisrik
(A)
|
Arus Total (A)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
5 A
|
0,1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1 A
|
0,02
|
0
|
0
|
0
|
3
|
100 mA
|
0,002
|
-
|
-
|
-
|
4
|
100 μA
|
0
|
-
|
-
|
-
|
Tabel 1.5:
Pengukuran Arus Listrik dengan Multimeter Analog
R1 : 120 ΩJ
R2 : 5 W 56 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala
Terkecil (NST)
|
Arus Listrik
(A)
|
Arus Total (A)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
500 mA
|
0,01
|
-
|
-
|
-
|
2
|
25 mA
|
0,0005
|
-
|
-
|
-
|
3
|
2.5 mA
|
0,00005
|
-
|
-
|
-
|
4
|
100 μA
|
0
|
-
|
-
|
-
|
Tabel 1.6:
Pengukuran Arus Listrik dengan Multimeter Digital
R1 : 5 W 56 ΩJ
R2 : 120 ΩJ
Vs : 6 volt
No.
|
Batas Ukur
|
Nilai Skala Terkecil
(NST)
|
Arus Listrik (A)
|
Arus Total (A)
|
|
R1
|
R2
|
||||
1
|
10 A
|
0,01
|
0,09
|
0,03
|
0,03
|
2
|
200 mA
|
0,1
|
0,001
|
0,0006
|
0,1145
|
3
|
20 mA
|
0,01
|
0,001
|
0,0006
|
-
|
4
|
2000
μA
|
1
|
3
|
3
|
-
|
Analisis Data
Analisis data Ammeter
dan Voltmeter
Kegiatan 1 : Pengukuran Tegangan Listrik
- Menghitung hambatan ekivalen= 120 Ω + 65 Ω= 176 Ω
- Menghitung tegangan listrikPengukuran dengan basicmeter
- Tegangan total pada rangkaianVtot = VS= 6 voltTegangan padaV1 =Tegangan pada R2V1 =
- Menghitung % perbandingan kesalahan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran tegangan listrik% kesalahan
- Kesalahan mutlak
∆V =
x NST alat ukur
- Pelaporan Fisika
PF =
volt
Tabel 1.6:
Hasil analisis data pengukuran tegangan dengan basicmeter
- Tabel 1.6.1 : Untuk R1
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisika (volt)
|
1
|
50 V
|
4,1
|
3,0
± 0,5
|
14,42
|
0,5
|
|
2
|
10 V
|
2,4 ± 0,1
|
38,87
|
0,1
|
|
- Tabel 1.6.2 : Untuk R2
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisika (volt)
|
1
|
50 V
|
1,9
|
1,0
± 0,5
|
26,3
|
0,5
|
|
2
|
10 V
|
1,4 ± 0,1
|
21,05
|
0,1
|
|
Tabel 1.7:
Hasil analisis data pengukuran tegangan dengan multimeter analog
- Tabel 1.7.1 : Untuk R1
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisika (volt)
|
1
|
250 V
|
4,1
|
2,4
|
28,91
|
2,5
|
|
2
|
50 V
|
3,0
|
14,42
|
0,5
|
|
|
3
|
10 V
|
1,4
|
63,32
|
0,1
|
|
- Tabel 1.7.2 : Untuk
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisika (volt)
|
1
|
250 V
|
1,9
|
0
|
100
|
2,5
|
|
2
|
50 V
|
0,2
|
63
|
0,5
|
|
|
3
|
2.5 V
|
1,350
|
-
|
0,025
|
-
|
Tabel 1.8:
Hasil analisis data pengukuran tegangan dengan multimeter digital
- Tabel 1.8.1 : Untuk R1
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisika (volt)
|
1
|
200 V
|
4,1
|
3,2
|
21,76
|
0,05
|
|
2
|
20 V
|
3,55
|
13,20
|
0,005
|
|
- Tabel 1.8.2 : Untuk R2
No
|
Batas Ukur
|
Vanalisis (volt)
|
Vukur (volt)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (volt)
|
Pelaporan Fisik
|
1
|
200 V
|
1,9
|
1,6
|
15,78
|
0,05
|
|
2
|
20 V
|
1,56
|
17,89
|
0,005
|
|
|
3
|
2000 mV
|
1,550
|
-
|
0,5m
|
-
|
Kegiatan 2 :
Pengukuran Arus listrik
- Pengukuran kuat arus listrik
- Menghitung hambatan ekuivalen== 38,2 Ω
- Menghitung kuat arus listrik
- Untuk arus total pada rangkaian= 0, 15 A
- Untuk kuat arus pada= 0,05 A
- Untuk kuat arus pada
= 0,1 A
- Menghitung % perbandingan kesalahan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran arus listrik
%
kesalahan
=
x
100%
- Kesalahan mutlak∆I =
- Pelaporan FisikaPF =
Tabel 1.9:
Hasil analisis data pengukuran kuat arus dengan basicmeter
- Tabel 1.9.1 : Untuk R1
No
|
Batas Ukur
|
Ianalisis (A)
|
Iukur (A)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (A)
|
Pelaporan Fisika (A)
|
1
|
5 A
|
0,05
|
0
|
100
|
0,05
|
|
2
|
1 A
|
0
|
100
|
0,01
|
|
- Tabel 1.9.2 : Untuk R2
No
|
Batas Ukur
|
Ianalisis (A)
|
Iukur (A)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (A)
|
Pelaporan Fisika (A)
|
1
|
5 A
|
0,1
|
0
|
100
|
0,05
|
|
2
|
1 A
|
0
|
100
|
0,01
|
|
Tabel 1.10:
Hasil analisis data pengukuran kuat arus dengan multimeter digital
- Tabel 1.10.1 : Untuk R1
No
|
Batas Ukur
|
Ianalisis (A)
|
Iukur (A)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (A)
|
Pelaporan Fisika (A)
|
1
|
10 A
|
0,05
|
0,09
|
80
|
0,005
|
|
2
|
200 Ma
|
0,001
|
98
|
0,05
|
|
|
3
|
20 Ma
|
0,10
|
100
|
0,005
|
|
- Tabel 1.10.2 : Untuk R2
No
|
Batas Ukur
|
Ianalisis (A)
|
Iukur (A)
|
% kesalahan (%)
|
Kesalahan mutlak (A)
|
Pelaporan Fisika (A)
|
1
|
10 A
|
0,1
|
0,03
|
97
|
0,005
|
|
2
|
200 Ma
|
0,0006
|
99,4
|
0,05
|
|
|
3
|
20 Ma
|
0,06
|
40
|
0,005
|
|
PEMBAHASAN
Kegiatan 1: Pengukuran tegangan pada alat ukur
Pada percobaan ini, kami menggunakan tiga jenis alat
ukur, yaitu: basic meter, multimeter analog dan multimeter digital. Komponen
yang digunakan, yaitu resistor 120 Ω dan 56 Ω.
Tegangan sumber yang digunakan dari power supply yaitu 6 volt. Setiap
alat ukur yang digunakan mempunyai batas ukur dan NST masing-masing. Pada
percobaan ini, digunakan batas ukur basic meter 50 V, 10 V, 1 V dan 100 mV,
serta NST : 1; 0,2 ; 0,02; 0,002. Pada multimeter analog, digunakan batas ukur
250 V, 50 V, 10 V dan 2,5 V, serta NST: 5 : :1 : 0,2 : 0,05. Pada multimeter
digital, digunakan batas ukur 200 V, 20 V,
2000 mV, 200 mV, serta NST 0,1 volt, 0,01 volt, 1 mV dan 1 mV.
Pada
percobaan ini, kami akan membandingkan antara hasil pengukuran tegangan yang
dianalisis dengan pengukuran langsung. Dengan menggunakan basicmeter,
multimeter analog, dan multimeter digital,
Vanalisis yang kami peroleh pada R1 dan R2, yaitu
4,09 volt dan 1,90 volt. Sedangkan pada pengukuran langsung, ada beberapa
tegangan yang tidak dapat terbaca pada alat ukur, seperri tegangan pada batas
ukur 1 V dan 100mV pada R1 dengan menggunakan alat ukur basicmeter,
tegangan pada batas ukur 10 V pada R2
dan 2,5 V pada R1 dengan menggunakan multimeter analog, dan tegangan
pada batas ukur 200 mV pada R1
dan 2000 mV pada R1 dan R2
dengan
menggunakan multimeter digital. Tidak terbacanya arus pada tegangan
disebabkan karena batas ukur alat yang
terlalu kecil dan juga NST alat terlalu besar.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa kesalahan
dalam pengukuran tegangan. Hal ini dapat dilihat dari % kesalahan yang telah
dianalisis pada analisis data. % kesalahan terbesar pada pengukuran tegangan
terdapat pada alat ukur multimeter analog, yaitu 100 %, dan % kesalahan
terendah terdapat pada alat ukur multimeter digital, yaitu 13,20 %. Hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur multimeter digital yang termasuk alat ukur yang
baik digunakan dalam pengukuran tegangan.
Kegiatan 2: pengukuran kuat arus listrik
Pada percobaan ini, kami menggunakan tiga jenis alat
ukur, yaitu: basic meter, multimeter analog dan multimeter digital. Komponene
yang digunakan, yaitu resistor 120 Ω dan 56 Ω.
Tegangan sumber yang digunakan dari power supply yaitu 6 volt. Setiap
alat ukur yang digunakan mempunyai batas ukur dan NST masing-masing. Pada
percobaan ini, digunakan batas ukur basic meter 50 V, 10 V, 1 V dan 100 mV,
serta NST : 1; 0,2 ; 0,02; 0,002. Pada multimeter analog, digunakan batas ukur
250 V, 50 V, 10 V dan 2,5 V, serta NST: 5 : :1 : 0,2 : 0,05. Pada multimeter
digital, digunakan batas ukur 200 V, 20 V,
2000 mV, 200 mV, serta NST 0,1 volt, 0,01 volt, 1 mV dan 1 mV.
Pada
percobaan ini, kami akan membandingkan antara hasil pengukuran kuat arus yang dianalisis dengan pengukuran langsung.
Dengan menggunakan basicmeter, multimeter analog, dan multimeter digital, Ianalisis yang kami peroleh pada R1
dan R2, yaitu 0,05 A dan 0,1 A. Sedangkan pada pengukuran langsung,
ada beberapa kuat arus yang tidak dapat
terbaca pada alat ukur, seperri kuat arus
pada alat ukur basicmeter dan multimeter analog. Tidak terbacanya arus pada tegangan disebabkan karena batas ukur
alat yang terlalu kecil dan juga NST
alat terlalu besar. Dengan menggunakan alat ukur multimeter digital semua arus
terbaca. Namun, % kesalahan yang diperoleh sangat besar. Hal ini menunjukkan
bahwa data yang kami peroleh dari hasil
percobaan tidak benar.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa kesalahan
dalam pengukuran kuat arus. Hal ini dapat dilihat dari % kesalahan yang telah
dianalisis pada analisis data. % kesalahan terbesar pada pengukuran kuat arus
terdapat pada semua alat ukur, yaitu 100 %, dan % kesalahan terendah terdapat
pada alat ukur multimeter digital, yaitu 40 %. Hal ini menunjukkan bahwa alat
ukur multimeter digital yang termasuk alat ukur yang baik.
SIMPULAN DAN
DISKUSI
- SimpulanUntuk mengukur tegangan, alat ukur voltmeter dirangkai secara paralel dengan resistor yang ingin diukur tegangannya. Pada pengukuran ini, terdapat banyak kesalahan-kesalahan sehingga pada batas ukur tertentu, ada tegangan yang nilainya tak terhingga. Seperti; pada batas ukur basic meter 1 V dan 100 mV, pada batas ukur multimeter digital 200 mV. Untuk mengukur arus listrik, alat ukur ammeter dirangkai secara seri dengan resistor yang ingin diukur arus listrikya. Pada pengukuran ini, terdapat banyak kesalahan-kesalahan sehingga pada batas ukur tertentu, ada arus listrik yang nilainya tak terhingga. Seperti; pada batas ukur basic meter 100 mA dan 100 µA, pada batas ukur setiap multimeter analog.
- Diskusi
Dari hasil pengamatan diperoleh % kesalahan tertinggi pada tegangan sebesar 100 %
dan pada kuat arus sebesar 100 %. Juga
diperoleh %
kesalahan terendah pada tegangan sebesar
13,20 % dan pada kuat arus sebesar 40 %. Hal ini disebabkan batas ukur pada
alat ukur sangat kecil.
DAFTAR RUJUKAN
Bakri,
Abdul Haris. Dasar-dasar elektronika.
2008. Yogyakarta : Andi.
F. Suryantmo. Dasar-dasar Teknik listrik. 2005.
Jakarta : Bina adiaksara
Ing.G. van der Wal. Ringkasan Elektro Teknik. 1985.
Jakarta : Erlangga.
Kerr. Robert B. Electronics
experimental. 1977. England : Prentice-Hall. Inc.
Taylor, Charles.
2007. BasicElectronic. Delhi : Global
Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar